Respirasi
berasal dari kata latin yaitu respirare yang berarti bernafas.
Reaksi
respirasi merupakan reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul gula
menjadi molekul anorganik berupa CO2 dan H2O (Salisbury,
1995).
Respirasi
adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik
menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah
reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap
sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.
Respirasi
yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan
energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak,
pertumbuhan.
Respirasi
sudah diketahui sejak abad XVIII :
• 1772
J.Priestley : Tumbuhan dapat memurnikan udara kotorkotor
• Lavoisier
: RespirasiO2CO2+ H2O
• Ingenhousz
: Tumbuhan dan hewan terjadi pertukaranO2danCO2dengan atmosfir.
Secara umum,
respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 +
O2 → 6CO2 + H2O + energi
Reaksi di
atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses
respirasi. Reaksi tersebut terlihat sangat sederhana, terlihat seakan respirasi
merupakan reaksi tunggal, sehingga mungkin dapat agak menyesatkan karena
respirasi yang sebenarnya bukanlah reaksi tunggal. Respirasi merupakan
rangkaian dari banyak reaksi komponen, yang masing-masingnya dikatalisis oleh
enzim yang berbeda.
Substrat Respirasi:
Substrat
respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi,
atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif
banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan
metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam
reaksi-reaksi respirasi.
Substrat
respirasi terdiri dari:
- Karbohidrat merupakan substrat
respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi.
- Beberapa jenis gula seperti
Glukosa, fruktosa dan sukrosa
- Pati
- Lipid
- Asam-asam Organik
- Protein (digunakan dalam
keadaan dan spesies tertentu)
Bagian
tumbuhan yang aktif melakukan respirasi yaitu bagian yang sedang tumbuh seperti:
- Kuncup bunga
- Tunas
- Biji yang berkecambah
- Ujung batang
- Ujung akar
Penggolongan
Respirasi
Respirasi
dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O2 di udara, yaitu
respirasi aerob dan respirasi anaerob.
- Respirasi aerob merupakan
proses respirasi yang membutuhkan O2 dari udara.
Prosesnya
meliputi :
- Absorbsi oksigen,
- Memecah senyawa organik, misal
glukosa (KH) menjadi senyawa yang lebih sederhana (CO2 & H2O),
- Membebaskan energy.
Sebagian energi dipakai untuk proses kehidupan,sebagian hilang sebagai
panas.
- Membebaskan CO2 dan H2O
Pada sel
yang masih hidup respirasi terjadi pada sitoplasma & mitokondria.
- Respirasi anaerob merupakan
proses repirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi anaerob
sering disebut juga dengan nama fermentasi. Respirasi anaerob biasanya
terdapat pada tanaman tinggi hanya terjadi jika persediaan O2 bebas di
bawah minimum., pada biji-bijian yang tampak kering (jagung, padi, biji
bunga matahari), buah-buahan yang berdaging seperti buah apel & peer
dapat bertahan berbulan-bulan di dalam penyimpanan, dimana hanya terdapat
H & N saja, buah terus menghasilkan CO2. Hasil respirasi anaerob pd
tanaman tingkat tinggi adalah asam sitrat, asam malat, asam oksalat, asam
lartarat, asam susu.
Kurangnya O2
atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji- bijian, akar &
batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % & kadar
O2 turun sampai 0 % maka respirasi terhenti.
Kuosien
Respirasi (KR)
Kuosien
Respirasi (KR) : angka perbandingan antara volume CO2 yang dibebaskan dengan
volume O2 yang diabsorpsi secara simultan oleh jaringan dalamperiode waktu
tertentu pada suhu & tekanan tertentu.
KR = Vol CO2
: Vol O2
KR : Glukosa
= 1, Lemak = 0,7, Protein = 0,7 < KR < 1
Titik
kompensasi : titik yang menunjukkan kecepatan Fotosintesis yang dilakukan
tumbuhan sama dengan kecepatan respirasinya
Contoh
Perhitungan Nilai Kuosien Respirasi(KR):
- Gula : C6H12O6 + 6O2
→ 6CO2 +H2O, KR = 6 mol CO2 = 1.06 mol O2
- Asam lemak (asam palmitat):
C16H32O2 + 11O2 →C12H22O11 + 4CO2 + 5H2O
KR = 4 mol
CO2 = 0.36, 11 mol O2
KR memberi
petunjuk tentang jenis substrat yang dioksidasikan & jenis metabolisme yang
sedang berlangsung.
KR > 1 :
sel kekurangan O2, repirasi aerob dibantu respirasi anaerob agar menambah
energy
KR < 1 :
sebagian / semua CO2 yang dihasilkan dalam respirasi digunakan langsung oleh
organisme ybs, misal untuk fotosintesis.
Manfaat
Respirasi Bagi Tumbuhan
Respirasi
banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses
respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses
pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting
sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting
sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk
protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin
(seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid
seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah
diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi
bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas
terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan
H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2
dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di dalam
sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi
sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk
mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Faktor-
faktor yang mempengaruhi laju respirasi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi respirasi adalah suhu, kelembaban, ketersediaan jumlah dan
jenis subsrat, ketersediaan O2 (Salisbury, 1995)
Laju
respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Ketersediaan substrat
Tersedianya
substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan
laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup
banyak maka laju respirasi akan meningkat.
2. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan
oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan
untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
3. Suhu
Pengaruh
faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10,
dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu
sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
4. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing
spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua.
Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Proses
Respirasi
Proses
respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses
transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi.
Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan
dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan
membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan
berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran
plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas tersebut.
Setelah
mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan
beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif,
siklus asam sitrat, dan transpor elektron.
Reaksi
pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
- Glikolisis, yaitu tahapan
pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat (beratom C3),
peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang dihasilkan
selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain itu
glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2 molekul
NADH yang akan digunakan dalam tahap transport elektron.Dalam keadaan
anaerob, As. Piruvat hasil glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida
dan etil alkohol. Proses pengubahan ini dikatalisis oleh enzim dalam
sitoplasma. Dalam respirasi anaerob jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua
molekul untuk setiap satu molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan
ATP yang dihasilkan dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP.
Peristiwa
perubahan :
Glukosa
berubah menjadi Glukosa – 6 – fosfat berubah menjadi Fruktosa 1,6
difosfat berubah menjadi 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam
piravat.
Jadi hasil
dari glikolisis : 2 molekul asam piravat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai
sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul
glukosa.
Enzim-enzim
yang berperan dalam GLikolisis yaitu Heksokinase, Fosfoheksokinase,
Fosfofruktokinase, Aldolase, triosa fosfat isomerase, triosa fosfat
dehidrogenase, fosfogliseril kinase, fosfoglisero mutase, Enolase, dan
piruvat kinase.
Manfaat
glikolisis:
- Mereduksi 2 molekul NAD+
menjadi NADH untuk setiap molekul heksosa yang dirombak.
- Setiap molekul heksosa yang
dirombak akan dihasilkan 2 molekul ATP, jika substratnya berupa glukosa-
P-, glukosa 6-P, atau fruktosa-6-P maka akan dihasilkan 3 molekul ATP.
- Melalui glikolisis akan
dihasilkan senyawa- senyawa antara yang dapat menjadi bahan baku untuk
sintesis berbagai senyawa yang terdapat dalam tumbuhan.
- Dekarboksilasi oksidatif, yaitu
pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA (beratom C2)
dengan melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di sitosol. Asetil KoA
yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya
yaitu NADH yang akan digunakan dalam transpor elektron.
- Daur Krebs (daur
trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piruvat
secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus asam sitrat
(daur krebs) terjadi di dalam matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu
tahapan pengolahan asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa
yang pertama kali terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan
ini, diantaranya adalah satu molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH
dan tiga molekul NADH yang akan digunakan dalam transfer elektron, serta
dua molekul CO2.
Fungsi utama
Siklus Krebs adalah:
- Mereduksi NAD+ dan FAD menjadi
NADH dan FADH2 yang kemudian dioksidasi untuk menghasilkan ATP.
- Sintesis ATP secara langsung,
yakni 1 molekul ATP untuk setiap molekul piruvat yang dioksidasi
- Pembentukan kerangka karbon
yang dapat digunakan untuk sintesis asam- asam amino tertentu, yang
kemudian dapat dikonversi untuk membentuk senyawa yang lebih besar.
- Transfer elektron, yaitu
serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier elektron (pembawa
elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Dalam
reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan dibantu
oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi transfer
elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O.
Dari daur
Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1
elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs
yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan
terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk
sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan
tingkat tinggi.
Lintasan
Pentosa Fosfat
Lintasan
reaksi yang berbeda dengan glikolisis dan Siklus Krebs ini disebut Lintasan
Pentosa fosfat (LPF) karena terbentuk senyawa yang terdiri dari 5 atom karbon.
Lintasan ini juga disebut sebagai Lintasan Fosfoglukonat. Berlangsung di
sitosol.
Rangkaian
reaksi: reaksi pertama pada LPF melibatkan glukosa-6-P( hasil penguraian pati
oleh enzim fosforilase yang diikuti oleh enzim fosfoglukomutase pada glikolisis
atau hasil penambahan fosfat terminal ATP pada glukosa atau hasil langsung
reaksi fotosintesis). Glukosa-6-P segera dioksidasi(didehidrogenasi) oleh enzim
dehidrogenase untuk membentuk senyawa 6-fosfogluko-nonlakton, yang kemudian dihidrolisis
menjadi 6-fosfoglukonat oleh suatu enzim laktonase. Senyawa 6-fosfoglukonat
kemudian mengalami dekarboksilasi oksidatif untuk menghasilkan ribulosa-5-P
oleh enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase.
Reaksi-reaksi
selanjutnya dari LPF akan menghasilkan pentose posfat. Reaksi- reaksi ini
dipacu oleh enzimisomeras, epimerase, transketolase dan transaldolase
Fungsi LPF:
- Produksi NADPH, dimana senyawa
ini kemudian dapat dioksidasi untuk menghasilkan ATP
- Terbentuknya senyawa
erithrosa-4-P, dimana senyawa ini merupakan bahan baku esensial untuk
pembentukan senyawa fenolik seperti sianin dan lignin
- Menghasilkan ribulosa-5-P yang
merupakan bahan baku unit ribosa dan deoksiribosa pada nukleotida pada RNA
dan DNA.
Zat
penghambat respirasi
Zat yang
dapat menghambat proses respirasi yaitu
- sianida,
- fluoride,
- Iodo asetat,
- CO diberikan pd jaringan
- Eter, kloroform, aseton,
formaldehida dapat menambah respirasi dlm waktu pendek.
0 komentar:
Posting Komentar