HIJAU MEMBUMI SUKAMARA

Kota sejuta Permata, Punya potensi dan Sumberdaya dan ramah Masyarakatnya. (Kab. Sukamara | Prov. Kalimantan tengah)

Institut Pertanian STIPER Yogyakarta (INSTIPER)

Kampus Harapan Bangsa, Menghadirkan Civitas Akademisi Perkebunan Terbaik Menuju Indonesia yang Bermartabat dan Sejahtera

PT.BUMITAMA GUNAJAYA AGRO

Menuju Perusahaan Kelas Dunia, dengan Memperbaiki Sumberdaya Manusia guna Menuju Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia yang HEBAT

Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī

Seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad | Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad. Penemu angka Nol dan dikenal Bapak AL JABAR.

HIZBUT TAHRIR

Partai politik berideologi Islam yang didirikan pada tahun 1953 di Al Quds berdasarkan aqidah Islam Didirikan oleh Syekh Taqiyyuddin An Nabhani (1905-1978) | Bersama umat Berjuang menegakkan Syariah dalam Bingkai Khilafah dengan Prinsip Konsisten Berdakwah.

Dr. ZAKIR NAIK

Seorang pembicara umum Muslim India, dan penulis hal-hal tentang Islam dan perbandingan agama. Secara profesi, ia adalah seorang dokter medis, memperoleh gelar Bachelor of Medicine and Surgery (MBBS) dari Maharashtra, tapi sejak 1991 ia telah menjadi seorang ulama yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama.

Senin, 30 November 2015

Bagaimana Negara Khilafah Mengajarkan Sejarah

Assalamu'alikum Wr.Wb.
Sejarah [tarikh] adalah pengetahuan yang termasuk kategori tsaqafah, dan sangat dipengaruhi oleh akidah dan pandangan hidup tertentu. Pengetahuan sejarah juga merupakan informasi politik yang sangat penting, baik sejarah tentang umat Islam maupun umat lain.
Karena sejarah ini terkait dengan tsaqafah, sebagaimana hadits dan sirah, maka ada dua poin yang harus diperhatikan. Pertama, sumber dan jalur informasi [sanad]. Kedua, redaksi dan muatan informasi yang disampaikan [matan]. Para sejarahwan muslim, di masa awal, telah menempuh metode yang sama, sebagaimana ahli hadits dan sirah dalam penulisan sejarah.
Mula-mula dituturkan secara lisan, kemudian diriwayatkan oleh generasi pertama yang menjadi saksi dan terlibat dalam peristiwa tersebut kepada generasi berikutnya, hingga terbukukan. Sejarahwan terawal yang populer adalah Abu Mukhnif bin Salim al-Azdi [w. 170 H], dengan karya-karya yang terkenal, seperti Futuh as-Syam [Penaklukan Syam], Futuh al-‘Iraq [Penaklukan Irak], al-Jamal [Perang Jamal], Shiffin[Perang Shiffin], dan Maqtal al-Husain [Terbunuhnya al-Husain]. Masing-masing kitab ini menjelaskan satu peristiwa.
Tetapi, dari kitab-kitab tersebut tidak ada yang shahih, kecuali yang telah dinukil oleh at-Thabari dalam kitabnya, Tarikh al-Umam wa al-Muluk. Karena itu, tidak heran banyak ahli hadits yang melemahkan riwayat al-Azdi. Nama lain yang terkenal adalah al-Madaini [w. 225 H]. Selain tentang sirah Nabi SAW, dia juga menulis kitab Akhbar QuraisyAkhbar an-Nisa’, dan Akhbar al-Khulafa’. Beda dengan al-Azdi, terhadap al-Madaini, para ahli hadits tidak melemahkan.
Hanya saja, meski menggunakan metode yang sama, yaitu riwayat, tetapi kitab-kitab Tarikh, baik sejarahIslam maupun umat lain, tidak ditulis seteliti penulisan hadits maupun sirah. Selain itu, kitab-kitab tersebut tidak memberikan gambaran yang utuh tentang kondisi masyarakat dan negara di zamannya, kecuali fokus pada para khalifah dan pembantunya. Karena itu, baik dari aspek jalur informasi [sanad] maupun isi [matan]-nya, sejarah ini harus diteliti ulang.
Materi Sejarah
Penelitian ulang sejarah ini dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, sebagaimana penelitian hadits dan sirahPertama, dari aspek sumber informasi. Kedua, dari aspek isi dan muatan informasi. Dalam hal ini, Khilafah bisa membentuk tim khusus yang terdiri dari ahli hadits, sirah dan sejarah dari seluruh dunia.
Setelah berhasil dibuktikan keshahihan riwayat dan muatannya, maka hasil penelitian tersebut bisa didokumentasikan sebagai dokumentasi politik dan hukum yang menjadi pedoman Khilafah. Sebagai contoh, hasil riset yang dilakukan oleh Dr Muhammad Hamidullah, yang dibukukan dalam Majmu’ah al-Watsaiq as-Siyasiyyah li al-‘Ahdi an-Nabawi wa al-Khilafah ar-Rasyidah [Kumpulan dokumen politik era Nabi dan Khilafah Rasyidah]. Sebelumnya, al-Kattani telah membukukan hasil risetnya dalam at-Taratib al-Idariyyah [Tertib Administrasi dan Pemerintahan].
Meski demikian, ini juga belum memadai untuk memberikan gambaran yang utuh tentang negara dan masyarakat yang ada di zamannya. Karena itu, untuk merekonstruksi gambaran negara dan masyarakat dalam sejarah Islam harus menggunakan kitab-kitab fikih yang ditulis para ulama’ fikih di zamannya. Karena, kitab-kitab ini merepresentasikan pemikiran dan hukum yang diterapkan pada waktu itu. Misalnya, dari kitab al-Amwal, karya Abu Ubaid, kita tahu bagaimana tatakelola ekonomi di zaman itu. Begitu juga dari kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah, karya al-Mawardi, kita juga tahu bagaimana sistempemerintahan saat itu. Begitu seterusnya.
Dari kedua sumber di atas, baik kitab-kitab tarikh yang sudah diteliti ulang, maupun fikih, bisa didapatkan dua hal: Pertama, gambaran sistem Islam yang diterapkan sepanjang sejarah Islam. Mulai dari sistem pemerintahanekonomi, sosial, pendidikan, peradilan, sanksi hukum, sampai politik luar negeri. Kedua, paparan bagaimana sistem tersebut diterapkan oleh Khilafah.
Inilah materi sejarah yang bisa diajarkan kepada umat Islam.
Kurikulum dan Metode
Karena pendidikan dalam negara Khilafah bertujuan untuk membentuk kepribadian Islam, sedangkan kepribadian Islam dibentuk oleh akliyah dan nafsiyah Islam, maka kebijakannya pun harus diarahkan untuk membentuk akliyah dan nafsiyah Islam ini. Sejarah sebagai salah satu materi juga harus didesain sedemikian rupa sehingga tujuan tersebut bisa diwujudkan.
Selain materi sejarah yang sudah disusun, metode pengajarannya pun harus benar-benar bisa mewujudkan tujuan tersebut. Setidaknya ada tiga metode: Pertama, proses pembelajarannya harus sampai pada tingkat yang meyakinkan, atau setidaknya ghalabatu ad-dhanKedua, dikaji dengan mendalam. Ketiga, dipelajari untuk diaktualisasikan. Inilah ketiga metode yang akan ditempuh dalam proses pengajaran sejarah.
Materi-materi sejarah yang sudah tersistematisasikan tersebut diajarkan di seluruh jenjang pendidikan, sejak fase pertama sebelum sekolah menengah atas. Karena, ini merupakan pengetahuan tsaqafah, yang lahir dari akidah dan pandangan hidup tertentu, maka ketika diajarkan sejak dini, pengetahuan ini akan bisa menjadi pondasi bagi umat Islam.
Sedangkan di tingkat menengah atas dan perguruan tinggi, sebagai bagian dari pengetahun tsaqafah, sejarah ini bisa diajarkan lebih mendalam dan rinci. Baik yang terkait dengan sumber dan jalur informasinya, maupun isi dan muatannya. Termasuk sejarah umat lain, sebagai bagian dari informasi politik juga bisa diberikan. Dengan pengetahuan, misalnya tentang sejarah bangsa Inggris, amerika, Prancis, Rusia, Jepang dan sebagainya, siswa didik bisa mengetahui karakter mereka, dan bagaimanaKhilafah memandang dan menyikapi mereka. Sebagaimana yang dituangkan dalam kitab, Mafahim Siyasiyyah li Hizb at-Tahrir.
Al-Kattani menuturkan kebiasaan Nabi SAW mengajarkan kepada para sahabat tentang informasi bangsa dan umat lain hingga larut malam. Kebiasaan ini kemudian diikuti oleh ‘Umar bin al-Khatthab, hingga Mu’awiyyah. Bahkan, hingga larut malam, saking asyiknya mengkaji informasi tentang bangsa dan umat lain, ‘Umar pernah diingatkan, “As-shalah.. as-Shalah..” [shalat.. shalat]. Dengan tegas ‘Umar mengatakan,“Nahnu fi as-shalah.” [Kita sedang “shalat”].
Negara khilafah juga bisa membangun pusat riset dan perpustakaan terlengkap. Di dalamnya tersedia berbagai dokumen politik, manuskrip dan berbagai referensi yang dibutuhkan. Sebagaimana dokumen dan arsip tanah di zaman Khilafah ‘Ustmani yang sampai sekarang masih tersimpan dengan baik, bisa digunakan sebagai dokumen hakim dalam memutuskan sengketa yang terjadi di kemudian hari. Hal yang sama juga bisa dimanfaatkan khilafah, ketika khilafah ini tegak kembali.
Begitulah sejarah diajarkan kepada umat ini di era khilafah. []
 SUMBER  : KH Hafiz Abdurrahman, MA (DPP Hizbut Tahrir Indonesia)

MENYADARI DOSA

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Kita ini padahal banyak Dosa, tapi masih saja menjalani perkara yang sia-sia.
Dunia dicari tak henti2nya, banyak Bohong, sering mengambil yang bukan haknya.
Kepada Allah dan Rasul kita lalai, kepada orangtua tak berbakti, kepada sesama tak mau peduli.
Andai saja Allah tunjukan 1 Dosa menjadi setitik benjolan dimuka, entah ini wajah apa jadinya. 
Walau setiap hari banyak kejadian sebagai pelajaran, Ketika usia bertambah hanya banyak Harapan, tak mau melangkah untuk lakukan Perubahan.
Ya inilah fakta hidup, maka itu saya ingatkan diri pribadi dan kepada saudara sekalian, mari kita mulai intropeksi.
Walau berat dan banyak tantangan, marilah melangkah, Mulailah taat kepada Allah dan Rasul, berbakti pada Orangtua, melihat penderitaan pada sesama.
Dunia ini tidaklah seberapa lama melainkan sebentar saja, perlu bekal menghadap pada Pencipta, biar nanti kehidupan kekal kita adalah Kebahagiaan (Surga) bukan Kesengsaraan (Neraka).
Jangan sampai Penyesalan itu datang ketika Kesempatan telah Tiada (Meninggal Dunia).

Rabu, 25 November 2015

APA ITU KHILAFAH...?

Assalamu'alaikum Wr.Wb

  • Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslim di dunia. Khilafah bertanggung jawab menerapkan hukum Islam, dan menyampaikan risalah Islam ke seluruh muka bumi. Khilafah terkadang juga disebut Imamah; dua kata ini mengandung pengertian yang sama dan banyak digunakan dalam hadits-hadits shahih.
  • sistem pemerintahan Khilafah tidak sama dengan sistem manapun yang sekarang ada di Dunia Islam. Meskipun banyak pengamat dan sejarawan berupaya menginterpretasikan Khilafah menurut kerangka politik yang ada sekarang, tetap saja hal itu tidak berhasil, karena memang Khilafah adalah sistem politik yang khas.
  • khalifah adalah kepala negara dalam sistem Khilafah. Dia bukanlah raja atau diktator, melainkan seorang pemimpin terpilih yang mendapat otoritas kepemimpinan dari kaum muslim, yang secara ikhlas memberikannya berdasarkan kontrak politik yang khas, yaitu bai’at. Tanpa bai’at, seseorang tidak bisa menjadi kepala negara. Ini sangat berbeda dengan konsep raja atau dictator, yang menerapkan kekuasaan dengan cara paksa dan kekerasan. Contohnya bisa dilihat pada para raja dan diktator di Dunia Islam saat ini, yang menahan dan menyiksa kaum muslim, serta menjarah kekayaan dan sumber daya milik umat.
  • Kontrak bai’at mengharuskan khalifah untuk bertindak adil dan memerintah rakyatnya berdasarkan syariat Islam. Dia tidak memiliki kedaulatan dan tidak dapat melegislasi hukum dari pendapatnya sendiri yang sesuai dengan kepentingan pribadi dan keluarganya. Setiap undang-undang yang hendak dia tetapkan haruslah berasal dari sumber hukum Islam, yang digali dengan metodologi yang terperinci, yaitu ijtihad. Apabilakhalifah menetapkan aturan yang bertentangan dengan sumber hukum Islam, atau melakukan tindakan opresif terhadap rakyatnya, maka pengadilan tertinggi dan paling berkuasa dalam sistem Negara Khilafah, yaitu Mahkamah Mazhalim dapat memberikanimpeachment kepada khalifah dan menggantinya.
  • Sebagian kalangan menyamakan khalifah dengan Paus, seolah-olah khalifahadalah Pemimpin Spiritual kaum muslim yang sempurna dan ditunjuk oleh Tuhan.Ini tidak tepat, karena khalifah bukanlah pendeta. Jabatan yang diembannya merupakan jabatan eksekutif dalam pemerintahan Islam. Dia tidak sempurna dan tetap berpotensi melakukan kesalahan. Itu sebabnya dalam sistem Islam banyak sarana check and balance untuk memastikan agar khalifah dan jajaran pemerintahannya tetap akuntabel.
  • khalifah tidak ditunjuk oleh Allah, tetapi dipilih oleh kaum muslim, dan memperoleh kekuasaannya melalui akad bai’at. sistem Khilafah bukanlah sistemteokrasi. Konstitusinya tidak terbatas pada masalah religi dan moral sehingga mengabaikan masalah-masalah sosial, ekonomi, kebijakan luar negeri dan peradilan.Kemajuan ekonomi, penghapusan kemiskinan, dan peningkatan standar hidup masyarakat adalah tujuan-tujuan yang hendak direalisasikan oleh Khilafah. Ini sangat berbeda dengansistem teokrasi kuno di zaman pertengahan Eropa dimana kaum miskin dipaksa bekerja dan hidup dalam kondisi memprihatinkan dengan imbalan berupa janji-janji surgawi.Secara histories, Khilafah terbukti sebagai negara yang kaya raya, sejahtera, dengan perekonomian yang makmur, standar hidup yang tinggi, dan menjadi pemimpin dunia dalam bidang industri serta riset ilmiah selama berabad-abad.
  • Khilafah bukanlah kerajaan yang mementingkan satu wilayah dengan mengorbankan wilayah lain. Nasionalisme dan rasisme tidak memiliki tempat dalamIslam, dan hal itu diharamkan. Seorang khalifah bisa berasal dari kalangan mana saja, ras apapun, warna kulit apapun, dan dari mazhab manapun, yang penting dia adalah muslim.Khilafah memang memiliki karakter ekspansionis, tapi Khilafah tidak melakukan penaklukkan wilayah baru untuk tujuan menjarah kekayaan dan sumber daya alam wilayah lain. Khilafah memperluas kekuasaannya sebagai bagian dari kebijakan luar negerinya, yaitu menyebarkan risalah Islam.
  • Khilafah sama sekali berbeda dengan sistem Republik yang kini secara luas dipraktekkan di Dunia Islam. sistem Republik didasarkan pada demokrasi, dimana kedaulatan berada pada tangan rakyat. Ini berarti, rakyat memiliki hak untuk membuathukum dan konstitusi. Di dalam Islam, kedaulatan berada di tangan syariat. Tidak ada satu orang pun dalam sistem Khilafah, bahkan termasuk Khalifahnya sendiri, yang boleh melegislasi hukum yang bersumber dari pikirannya sendiri.
  • Khilafah bukanlah negara totaliter. Khilafah tidak boleh memata-matai rakyatnya sendiri, baik itu yang muslim maupun yang non muslim. Setiap orang dalam NegaraKhilafah berhak menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan-kebijakan negara tanpa harus merasa takut akan ditahan atau dipenjara. Penahanan dan penyiksaan tanpa melalui proses peradilan adalah hal yang terlarang.
  • Khilafah tidak boleh menindas kaum minoritas. Orang-orang non muslim dilindungi oleh negara dan tidak dipaksa meninggalkan keyakinannya untuk kemudian memeluk agama Islam. Rumah, nyawa, dan harta mereka, tetap mendapat perlindungan dari negara dan tidak seorangpun boleh melanggar aturan ini. Imam Qarafi, seorang ulama salaf merangkum tanggung jawab khalifah terhadap kaum dzimmi“Adalah kewajiban seluruh kaum muslim terhadap orang-orang dzimmi untuk melindungi mereka yang lemah, memenuhi kebutuhan mereka yang miskin, memberi makan yang lapar, memberikan pakaian, menegur mereka dengan santun, dan bahkan menoleransi kesalahan mereka bahkan jika itu berasal dari tetangganya, walaupun tangan kaum muslim sebetulnya berada di atas (karena faktanya itu adalah Negara Islam). Kaum muslim juga harus menasehati mereka dalam urusannya dan melindungi mereka dari ancaman siapa saja yang berupaya menyakiti mereka atau keluarganya, mencuri harta kekayaannya, atau melanggar hak-haknya.”
  • Dalam sistem Khilafahwanita tidak berada pada posisi inferior atau menjadi warga kelas dua. Islam memberikan hak bagi wanita untuk memiliki kekayaan, hakpernikahan dan perceraian, sekaligus memegang jabatan di masyarakat. Islammenetapkan aturan berpakaian yang khas bagi wanita – yaitu khimar dan jilbab, dalam rangka membentuk masyarakat yang produktif serta bebas dari pola hubungan yang negatif dan merusak, seperti yang terjadi di Barat.
  • Menegakkan Khilafah dan menunjuk seorang khalifah adalah kewajiban bagi setiap muslim di seluruh dunia, lelaki dan perempuan. Melaksanakan kewajiban ini sama saja seperti menjalankan kewajiban lain yang telah Allah Swt perintahkan kepada kita, tanpa boleh merasa puas kepada diri sendiri. Khilafah adalah persoalan vital bagi kaum muslim.
  • Khilafah yang akan datang akan melahirkan era baru yang penuh kedamaian, stabilitas dan kemakmuran bagi Dunia Islam, mengakhiri tahun-tahun penindasan oleh para tiran paling kejam yang pernah ada dalam sejarah. Masa-masa kolonialisme dan eksploitasi Dunia Islam pada akhirnya akan berakhir, dan Khilafah akan menggunakan seluruh sumber daya untuk melindungi kepentingan Islam dan kaum muslim, sekaligus menjadi alternatif pilihan rakyat terhadap sistem kapitalisme. (HTI)

Senin, 23 November 2015

KEMULIAAN ISTRI YANG MENAFKAHI SUAMI DAN ANAKNYA

Assalamu'alaikum Wr.Wb

wanita bekerja dalam islam
Di zaman Nabi, terdapat seorang wanita yang menjadi salah satu istri dari sahabat beliau shallallahu alaihi wasallam. Wanita tersebut bernama Zainab ats Tsaqafiyyah. Ia merupakan sosok wanita yang menekuni dunia bisnis dan menjadi seorang pengrajin. 


Dari hasil penjualan kerajinannya tersebut, ia menafkahi kehidupannya bersama suami dan anak-anaknya. Namun ternyata apa yang telah dilakukannya membuat ia merasa galau karena setiap harinya ia tak mampu untuk bersedekah dan menghabiskan semua yang ia dapat untuk keperluan keluarga. Ia tak tahu balasan bagi istri yang nafkahi suami dan anaknya.


Zainab berkata pada suaminya “Sesungguhnya engkau dan anak kita telah menghalangiku untuk bersedekah di jalan Allah. Tolong tanyakan kepada Rasulullah, jika yang kulakukan ini termasuk kebaikan akan aku lanjutkan. Dan jika bukan termasuk kebaikan, aku akan berhenti mengerjakannya”.


Suaminya yang ternyata Abdullah bin Mas’ud r.a pun mendatangi dan menyampaikan pertanyaan sang istri kepada Rasul. Setelah Rasul mendengar pertanyaan yang disampaikan oleh Abdullah bin Mas’ud, Rasul pun menjawab sebagaimana termaktub dalam kitab Hilyatul Auliya “Nafkahilah mereka (anak dan suami) sesungguhnya bagimu pahala yang engkau infaqkan untuk mereka”.


Itulah kisah yang telah terjadi saat jaman Rasul ada dan kini kondisi tersebut semakin dirasakan oleh kaum muslimin yang cukup kesulitan mencari pekerjaan untuk laki-laki dan mudahnya mencari pekerjaan bagi seorang perempuan.


Maka apa yang bisa kita ambil hikmahnya akan kejadian tersebut adalah bahwa amal shaleh pasti akan mendatangkan balasan yang baik. Apa yang dilakukan oleh Zainab ats Tsaqafiyyah terhadap anak dan suaminya merupakan sebuah kebaikan dan itu akan dicatat sebagaimana sedekah yang ingin ia lakukan.


Hal ini tentu bukanlah sebuah pembenaran akan sifat malas sang suami dalam mencari nafkah atau menyuruh sang istri bekerja sementara suami enak-enakan diam di rumah tanpa merasa bersalah. Kondisi Abdullah bin Mas’ud diatas memang tidak mencukupi untuk hidup sehari-hari sehingga istrinya pun harus ikhlas membantu sang suami mendapatkan penghasilan.


Lakukanlah upaya yang terbaik dan kita bisa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Jika pun istri harus bekerja itu merupakan sebuah cara agar bisa memenuhi kebutuhan hidup dan bukannya untuk menghilangkan kewajiban mencari nafkah bagi suami.


Untuk kalian para istri yang turut mencari nafkah.... Berbahagialah karena apa yang telah kalian nafkahkan untuk keluarga akan dicatat menjadi suatu amalan yang serupa dengan sedekah tanpa dikurangi sedikit pun serta tak melalaikan tanggungjawab kepada suami dan anak-anakmu.

SUMBER : www.kabarmakkah.com


BAHAYA KETIKA BERCERMIN

Assalamu'alaikum Wr.Wb
"DIMANA ADA KACA DI SITU ADA KITA | TAK PUAS LIHAT DIRINYA, SETANPUN DATANG MENJELMA"
Guyonan ini saya dapat ketika melihat Fenoma Pemuda/Pemudi zaman sekarang yang senang bolak-balik menghadap Cermin, saya juga dink. Hehe
beranjaknya usia ke dewasa tentunya banyak pola kehiduapan yang menjadi pusat perhatian, tak terkecuali masalah penampilan. Terutama ni ya kaum-kaum Perempuan. Heee
Penampilan yang kini harus tertata, bukan lagi seperti bocah di masa lama. dengan Kaca/Cermin kita dapat melihat detail-detail diri secara nyata.
Namun masalahnya, aktivitas berCermin ini dapat menyebabkan 2 hal, Yaitu kebaikkan (Syukur) dan Keburukkan (Berputus Asa dan Pamer,dll)
Yang kita khawatirkan adalah Keburukkannya yang membawa petaka. Contohnya :
1.Mengedit rupa diri dengan Berlebihan sebab keputus asaannya (operasi,Suntik pelangsing,dll)
2.Pamer dan membanggakan diri sendiri
3.Pada akhirnya kesakitan batin dan Lahir akibat merasa ingin dipuji terus-menerus dan dampak dari berbagai Proses operasi guna memperindah dirinya.

Hal semacam ini jelas Setan sudah Menjelma. Karena berbagai hal yang disebabkannya. Seperti:
1.Boros(Tak sesuai porsi biaya yang dikeluarkan)
“Sesengguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara Setan dan Setan itu adalah sangat Ingkar kepada tuhannya”(Q.S Al Isra ayat 27)

2.Usaha terus menerus untuk pamer
3.Tidak Bersyukur
4.Berputus asa, dll

Padahal kita ini harus tetap Bersyukur apapun yang ada pada diri ini, sebab Allah telah menciptakannya dengan Penuh hikmah dan sebaik-baiknya ciptaan.
Allah Berfirman: 
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
"Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya"(Q.S At Tiin ayat 4)

Maka dari pembahasan ini, andika mengajak diri andika sendiri bersama Saudara sekalian untuk mewaspadai godaan-godaan setan melalui aktivitas berCermin intensif.
Maklumlah setan ini godaannya sangat Dahsyat, Kuat mengajak pada jalan Maksiat dan yang tergoda segeralah Bertobat.
Berlindunglah kepada Allah sebagai sebaik-baiknya Pelindung. 
“Dan jika Kamu di timpa sesuatu Godaan Setan, Maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui”(Q.S Al-A'raf ayat 200)

Kamis, 19 November 2015

“PARIS ATTACK” OPERASI “FALSE FLAG” KE MANA ARAHNYA?

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Jum’at (13/11/2015) waktu setempat, serangan telah terjadi di Paris. Tak tanggung-tanggung, serangan dilakukan di 6 titik, secara terpisah, pada waktu yang bersamaan. Korbannya 153 tewas, dan 300 luka-luka. Menariknya, pelaku bom bunuh diri meninggalkan jejak, paspor berkebangsaan Suriah. Tak lama setelah insiden ini, PM Perancis, Manuel Valls (13/11/2015) langsung mengeluarkan pernyataan, bahwa serangan ini diatur dari Suriah (BBC Indonesia, 17/11). Dikuatkan dengan klaim ISIS sabagai pihak yang melakukan serangan ini.
Peristiwa ini terjadi dua hari menjelang KTT G-20 di Antalya, Turki, Ahad (15/11). Di sela-sela KTT G-20, Presiden AS, Barack Obama bertemu PM Turki, Erdogan. Setelah pertemuan itu, Obama menyatakan, “Kedua pemimpin sepakat untuk menunjukkan solidaritas kepada Prancis dalam melacak pelaku serangan di Paris dan akan meningkatkan kekuatan untuk menumpas jaringan jihadis tersebut.” Hal yang sama dilakukan Obama dengan Raja Salman, KSA. Seorang pejabat AS, seperti dikutip dari AFP (15/11) menyatakan, pembicaraan dengan Raja Salman meliputi klaim ISIS di balik serangan di Paris.
Obama juga melakukan pembicaan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengenai masalah yang sama. Pihak Gedung Putih mengatakan, kedua pemimpin itu sepakat, bahwa konflik di Suriah mendesak dicarikan jalar keluar menyusul serangkaian Serangan Paris. 
Disebutkan, dua pemimpin negara-negara besar itu setuju perlunya gencatan senjata dan transisi politik di Suriah. Obama menyambut segala usaha untuk menentang ISIS dan menyerukan kepada Rusia untuk memusatkan perhatian pada kelompok itu dalam operasinya di Suriah. Namun seorang pejabat Rusia mengatakan negaranya dan Amerika masih mempunyai perbedaan tentang taktik yang seharusnya digunakan dalam memerangi ISIS (BBC, 16/11).

Setelah Serangan Paris ini, pesawat tempur Prancis menyerang Raqa, Suriah. Dikutip dari AFP, Senin (15/11/2015) ini merupakan serangan udara pertama Perancis melawan ISIS setelah aksi teror kelompok itu di Paris. Sebanyak 12 pesawat tempur, termasuk 10 pengebom, menjatuhkan 20 bom ke target. Obama dan Erdogan, setelah peristiwa ini, secara terbuka menyatakan akan meningkatkan kekuatan untuk menumpas jaringan jihadis tersebut (14/11).

Peta “Serangan Paris”
Jika ada yang mengatakan, bahwa Serangan Paris ini merupakan Operasi False Flag (Bendera Palsu) ada benarnya. Operasi False Flag adalah operasi rahasia yang dilakukan oleh pemerintah, perusahaan atau organisasi, yang dirancang untuk muncul seolah-olah ini dilakukan oleh entitas lain, untuk membenarkan menuju ke arah peperangan melawan orang-orang yang telah dituduh salah tersebut.
Pertama, terjadinya serangan di 6 titik, serentak dan waktu yang sama, dilakukan di negara sekaliber Perancis, dan intelijen negara itu tidak bisa mengendusnya, tentu aneh, bahkan aib. Kedua, pelaku bom bunuh diri, yang potongan jarinya ditemukan, diketahui bernama Omar Ismail Mostefai (29 tahun), telah diinformasikan oleh Kepolisian Turki kepada Kepolisian Perancis dua kali, pada Desember 2014 dan Juni 2015, tapi tak ditanggapi. Mostefai yang dilahirkan di kawasan miskin Paris, Courcouronnes, 21 November 1985, pernah didakwa atas delapan kejahatan ringan antara tahun 2004 dan 2010, namun tidak dipenjara (AFP, 16/11). Ketiga, terjadi dua hari menjelang KTT G-20 di Antalya, Turki, juga bukan moment kebetulan. Keempat, Senin (16/11) sebanyak 12 pesawat tempur, termasuk 10 pengebom, menjatuhkan 20 bom ke target di Raqqa, Suriah. Kelima, Perancis pun langsung mengirim Kapal induk Charles de Gaulle dikerahkan ke Mediterania Timur untuk meningkatkan operasi di Suriah. “Kapal induk Charles de Gaulle akan berangkat ke Mediterania Timur pada hari Kamis. Dengan kapasitas lebih banyak, tiga kali lipat,” kata Francois Hollande di depan anggota parlemen di Versailles, Prancis seperti dilansir AFP, Selasa (17/11/2015).
Semuanya ini sudah cukup untuk membuktikan, apa, siapa dan motif Serangan Paris yang sesungguhnya. Siapapun pelakunya, Serangan Paris ini jelas telah menjadi justifikasi kebijakan Perancis untuk meningkatkan serangannya ke Suriah. Ini seperti cara AS ketika menginvasi Irak dan Afganistan, setelah Serangan WTC 9/11/2001. Serangan Paris ini juga digunakan untuk menggalang dukungan Eropa, dan negara-negara G-20, terhadap rencana AS dan sekutunya di Suriah. Bagi Perancis, ini merupakan momentum untuk meraih lebih banyak keuntungan di Suriah dan seluruh dunia, sebagaimana yang diraih AS di Irak dan Afganistan, pasca 9/11.

Arah dan Tujuan “Serangan Paris”
Seperti sudah diketahui, Suriah yang menjadi sasaran serangan bersama AS, Rusia dan Perancis saat ini berpotensi menjadi ancaman besar bagi kepentingan Barat di dunia Islam. Bukan karena ISIS, tetapi karena Revolusi Syam yang diberkati, yang telah berlangsung 5 tahun dan belum berhasil mereka padamkan. Berbagai skenario untuk menggagalkan Revolusi ini telah gagal.
Seperti diketahui, kelompok Jihadis yang disebut Obama, yang hendak dihabisi, sesungguhnya bukan ISIS. ISIS baru diproklamirkan 1 Ramadhan 1435 H di Suriah. Jumlah mereka juga tidak banyak. Mereka hanya kelompok minoritas di Suriah. ISIS justru diciptakan untuk mengoyak front Jihadis yang melawan Bashar Asad, yang tak lain adalah agen AS. Bahkan, ISIS juga bekerjasama dengan Bashar Asad, dalam penjualan minyak Suriah. ISIS juga telah digunakan untuk melakukan pembusukan citra Khilafah yang juga dicita-citakan oleh front Jihadis dan yang lain. Kali ini, ISIS juga digunakan di Perancis untuk mematangkan rencana jahat Koalisi Setan negara-negara penjajah itu.
Semuanya ini dilakukan setelah berbagai rencana mereka gagal. Dengan ISIS yang diciptakan di Suriah pun ternyata tidak berhasil melemahkan kekuatan front Jihadis. Front Syiah, seperti Iran, Irak dan “Hizbullah” di Libanon yang secara terang-terangan mempertahkan Bashar Asad, juga tidak berhasil. Ditambah serangan brutal Rusia, atas restu AS, baik yang pertama maupun kedua, juga tidak berhasil. Berbagai proposal, mulai dari Khafi Anan dan Lakhdram Brahimi juga gagal. Yang terbaru, Proposal De Mistura juga belum berhasil. Begitu juga pembentukan berbagai koalisi untuk menjadi agen, pengganti Bashar, juga gagal, karena ditolak oleh rakyat Suriah.
Semuanya ini dilakukan setelah eksodus besar-besaran rakyat Suriah ke negara-negara Eropa akhir tahun 2014 lalu. Dilakukan setelah Rusia memprakarsai Koalis Turki-Saudi-Suriah-Yordania, setelah Vladimir Putin bertemu Pangeran Amir bin Muhammad Salman (Sky News ‘Arabiyyah, 18/06). Setelah pertemuan ini, Amir bin Muhammad Salman dipertemukan oleh Rusia dengan Ali Mamluk (Kabiro Keamanan Suriah), bahkan Ali Mamluk terbang ke Riyadh dengan pesawat Rusia (al-Akhbar, 31/07). Setelah itu, diikuti pertemuan tiga Menlu: John Kerry (AS), Sergey Lavrov (Rusia) dan ‘Adil Jabir (Saudi). Dalam pernyataan persnya, setelah pertemuan ini, Kerry menyatakan, bahwa ketiganya sepakat pentingnya solusi politik dan peranan kelompok oposisi hingga tercapainya solusi (Asy-Syarq al-Ausath, 1/8).
Iran, yang semula terus mempertahkankan Bashar, tetapi setelah melihat perkembangan, tidak mungkin lagi dipertahankan, bersama-sama KSA, yang nota bene sama-sama agen AS, akhirnya menjalankan Proposal De Mistura. Gencatan senjata di az-Zabadani (ibukota Provinsi Raif Damaskus), Fu’ah dan Kafarya, setelah adanya kesepakatan antara Jaisy al-Fath dengan delegasi Iran. Dengan kesepakatan ini, pasukan Mujahidin dan keluarganya dikeluarkan dari az-Zabadani dan seluruh Wadi Barda, Bukain dan Madhaya, yang merupakan urat nadi Rezim Bashar di Damaskus. Tidak hanya itu, senjata mereka juga dihancurkan. Ini berarti, Rezim Asad kembali bisa bernafas lega. Perlu diketahui, Jaisy al-Fath adalah faksi Mujahidin yang didukung KSA. Mujahidin az-Zabadani sendiri berulang kali meminta bantuan Jaisy al-Fath di Idlib, dan Jaisy al-Islam di Ghouta.
Turki sendiri, yang juga merupakan agen AS, selama ini tampak mendukung Mujahidin, termasuk menyediakan wilayahnya bagi mereka untuk membuka kantor, sebenarnya berperan besar mengontrol arah perjuangan mereka. Beberapa faksi ini kemudian disatukan dalam sebuah koalisi di bawah pengawasan Robert Ford (delegasi AS). Turki berusaha menghimpun sebanyak-banyaknya faksi, seperti Ahrar as-Syam, al-Jaisy al-Hurr, Fashail Islamiyyah, Fashail Turkmaniyyah, bahkan Jabhah Nushrah (al-Jazeerah.net. 21/8).
Peranan Turki dan Saudi, dalam skenario AS ini semakin jelas setelah Serangan Paris ini. Selain menjadi tempat memproduksi agen-agen AS, pasca Asad, peranan Turki sangat jelas setelah bergabung dalam Pakta Obama dalam memerangi terorisme. Peranan yang paling menonjol adalah pembukaan pangkalan Incirlik Air Base, milik Turki, untuk pesawat-pesawat AS, Rusia dan sekutunya pasca ledakan di Suruj. Terakhir, diamnya Turki atas serangan Rusia ke Suriah yang menggunakan wilayah udara Turki. Bahkan, telah mengganggu 8 pesawat Turki, tapi Turki tidak melakukan apapun.

Skenario AS vs Eropa
Proposal De Mistura adalah proposal AS. Rusia, KSA, Iran, Suriah, Irak dan terakhir Turki berada dalam satu front AS. Sedangkan Perancis, Jerman, Inggeris dan negara Eropa lainnya berada dalam satu front. Meski awalnya, mereka menginginkan Bashar Asad segera ditumbangkan, bukan untuk mendukung Revolusi Syam, tetapi untuk mengakhiri kekuasaan AS di Suriah. Namun, sebelum Serangan Perancis (Jum’at, 13/11), mereka terpaksa mengikuti rencana AS.
Meski front AS dan Eropa sepakat dalam satu hal, bahwa Revolusi Syam adalah ancaman bagi mereka. Karena keberhasilan Revolusi ini berarti kembalinya Khilafah Rasyidah ‘ala Minhaj Nubuwwah, bukan Khilafah ‘ala ISIS. Ini tampak dari pernyataan Presiden Perancis, “Suriah saat ini bisa dipilah menjadi dua. Sebagian dikontrol oleh Rezim Bashar. Sebagian dikuasai oleh kekacauan dan oposisi, yang tujuan akhirnya adalah Khilafah. Ini akan menjadi masalah terburuk. Untuk itu, kami tidak akan pernah menerima kenyataan ini, dan hal-hal yang mengarah ke sana.” (al-Waie no 187 tahun XV, 1-30 November 2015).
Hanya saja, front Eropa ingin memanfaatkan momentum ini untuk melenyapkan dominasi AS dan antek-anteknya di Suriah. Pada saat yang sama, jika ini tidak berhasil, mereka tetap mempunyai musuh bersama, yaitu ancaman Revolusi Syam, dengan tegaknya Khilafah Rasyidah ‘ala Minhaj Nubuwwah. Karena itu, Serangan Perancis (Jum’at, 13/11) yang diikuti dengan invasi Perancis ke Suriah akan dijadikan sebagai amunisi bagi Perancis dan Eropa untuk: Pertama, menjalankan rencana mereka sendiri, dan keluar dari rencana AS. Kedua, jika ini tidak berhasil, maka momentum ini akan digunakan untuk mengaborsi Revolusi Suriah, melalui tekanan bertubi-tubi, hingga para Mujahidin itu menyerah.
Tekanan itu dilakukan melalui serangan Rusia dan Perancis ke wilayah Suriah. Tekanan itu juga dilakukan di Eropa terhadap para pengungsi Suriah, yang tak lain adalah keluarga Mujahidin. Ditambah tekanan yang akan terus-menerus dilakukan melalui agen-agen AS, baik Iran, Saudi maupun Turki, hingga akhirnya Mujahidin itu menyerah, dan Proposal AS atau Eropa berhasil diwujudkan, dan Revolusi Syam yang diberkati itu gagal mewujudkan tujuannya, tegaknya kembali Khilafah ‘ala Minhaj Nubuwwah.
Mana yang akan berhasil, semuanya sampai saat ini dalam genggaman Allah. Tetapi, jika Mujahidin di Suriah tetap berpegang teguh pada tujuan mulianya, dan menolak semua proposal AS dan Eropa, termasuk pengkhianatan agen-agen mereka, serta hanya bersandar kepada Allah SWT, dengan izin dan pertolongan Allah, mereka akan berhasil. Tetapi, jika tidak, sejarah akan mencatat, Revolusi Syam yang penuh berkah itu akan berhasil dikubur setelah 5 tahun bergolak.
Hasbuna-Llahu wa Ni’ma al-Wakil, Ni’ma al-Maula wa Ni’ma an-Nashir (Cukuplah Allah bagi kita. Dialah sebaik-baik Wakil, Pelindung dan Penolong kita). Semoga Allah segera memberikan pertolongan kepada umat Nabi-Nya, yang tengah dikelilingi Koalisi Iblis untuk menggagalkan tujuan mulia mereka, menjunjung tinggi kalimah-Nya, dengan tegaknya Khilafah ‘ala Minhaj Nubuwwah.
SUMBER : KH Hafiz Abdurrahman, MA (DPP Hizbut Tahrir Indonesia)